DAFTAR ISI
Abstrak…………………………………………………………………………….......1
Kata Pengatar……………………………………………………….………………....2
Daftar
Isi………………………………………………………………...………….....3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang………………………………………………………………...4
1.2
Rumusan Masalah………………………………………………......................4
1.3
Sistematika Penulisan…………………………………………….…………...5
1.4
Manfaat Penelitian………………………………………………………….....6
BAB
II REVIEW LITERATURE
2.1 Perubahan
Sosial……………………………………….…….…….......................7
2.2 Perubahan Budaya……………………………………………………………......7
2.3 Kearifan Lokal Masyarakat….……………………………………………............7
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian………………………………………………………………....8
3.2
Langkah Penelitian……………………………………………………………......8
3.3
Pengolahan Data………………………………………………………………….9
BAB
IV PEMBAHASAN
4.1 Perubahan Sosial-Budaya………………….…………………………………….12
4.2 Kearifan lokal
masyarakat ……………………………………………………....15
4.3 Pengaruh
Perubahan Sosial-Budaya Terhadap
Kearifan Lokal di Masyarakat
(Study Mengenai Penggunaan Bahasa Sunda Pada Mahasiswa
Universitas
Muhammadiyah Sukabumi)…………...…………………………………………17
BAB
V PENUTUP
5.1
Kesimpulan…….…..…………………………………………………………….30
5.2
Saran……………………………………………………………………………..31
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Setiap
masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial, dengan kata lain
perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat.
Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam mayarakat dapat diketahui dengan
cara membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan dimasa
lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan
ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada pada masyarakat. Sehingga akan
mengubah sturktur dan fungsi dari unsur-unsur sosial masyarakat tertentu.
Perubahan
sosial tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perubahan
budaya karena sosial dan budaya memilki keterikatan meskipun pengertiannya
berbeda. Dan perubahan tersebut akan berdampak terhadap cara pandang atau kearifan
masyarakat lokal. dalam hal ini pada kearifan lokal masyarakat tertentu dimana
masyarakat yang telah teradopsi oleh modernisasi akan melupakan keluhuran
budaya lokal, sedikit demi sedikit pengaruh negatifnya akan mengikis kultur
pribumi.
Namun
tidak selamanya adopsi budaya atau setiap perubahan menyebabkan hal negatif,
adakalanya perubahan itu bersipat positif dan bahkan mengukuhkan keagungan
budaya lokal itu sendiri. Oleh karena itu pada karya tulis ini penulis akan
mengambil sebuah judul “Pengaruh Perubahan Sosial Budaya Terhadap Kearifan
Lokal Masyarakat Sukabumi” dengan mengambil studi mengenai penggunaan bahasa
sunda pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
1.2
Rumusan Masalah
a. Apakah
definisi Perubahan Sosial-Budaya dan Kearifan lokal?
b. Faktor-faktor
apakah yang menyebabkan perubahan sosial-budaya?
c. Adakah
pengaruh perubahan sosial budaya terhadap kearifan lokal dalam hal penggunaan
bahasa sunda pada mahasiswa Universitas Muhammadiyyah Sukabumi?
1.3
Sistematika Penulisan
1. Pendahuluan
1) Latar Belakang
2) Rumusan Masalah
3) Sistematika Penulisan
4) Manfaat Penelitian
2. Review Literature
1) Pengertian perubahan sosial-budaya
2) Pengertian kearifan lokal
3. Pembahasan
1) Perubahan
Sosial-Budaya
2) Faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan sosial budaya
3) Tradisi,
modernisasi, dan masyarkat madani sebuah rangkaian perubahan sosial budaya
4) Kearifan
lokal Masyarakat
5) Penggunaan
bahasa daerah sebagai wujud kearifan lokal masyarakat
6) Pengaruh
Perubahan Sosial-Budaya di Masyarakat terhadap kearifan lokal masyarakat
Sukabumi dalam hal Penggunaan Bahasa Sunda (study di universitas Muhammadiyyah)
4. Metodologi Penelitian
1) Metode
Penelitian
2) Langkah
Penelitian
3) Pengolahan
Data
5. Penutup
1) Kesimpulan
2) Saran
6. Daftar Pustaka
1.3 Manfaat
Penelitian
a. Bagi
yayasan dan pimpinan lembaga pendidikan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai
sumbangan teoritis dan praktis dalam bidang sosial budaya masyarakat kampus
mengenai pelestarian bahasa daerah sebagai bahasa keseharian mahasiswa
b. Bagi
lembaga pemerintahan terkait penelitian ini diharapkan dijadikan pijakan
program peningkatan mutu pendidikan sosial budaya bermuatan kearifan lokal masyarakat pelajar
c. Bagi
peneliti, laporan ini diharapkan menjadi kajian untuk didalami dihari
selanjutnya sebagai bahan penelitian yang lebih jauh lagi
BAB II
REVIEW
LITERATURE
2.1 Perubahan
Sosial
Perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau interaksi yang
meliputi berbagai aspek kehidupan sebagai akibat adanya dinamika anggota
masyarakat.[1]
2.2 Perubahan
Budaya
Budaya adalah bentuk
jamak dari kata Budi dan Daya yang berarti Cipta, Rasa dan Karsa. Sedangkan
kebudayaan adalah penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani yang
mencakup didalamnya keseluruhan aspek manusia.[2]
2.3
Kearifan Lokal Masyarakat
Kearifan lokal adalah kemauan merasakan,
melihat, menggagas, dan kemudian patuh terhadap rambu-rambu itu yaitu hukum
alam yang diciptakan sang maha pencipta. Kearifan sama halnya dengan
kebijaksanaan cara pandang atau pengambilan keputusan seseorang.[3]
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Metode
Penelitian
Metodologi
penelitian dalam suatu penelitian ilmiah sangat penting karena turut menentukan
keberhasilan dalam mencapai tujuan penelitian. Penelitian merupakan salah satu
usaha untuk menemukan kebenaran dan memecahkan masalah yang diteliti. [4]
Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini diperlukan suatu
metode yang tepat dan relavan dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun
metodologi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metodologi
penelitian kuantitatif yaitu data yang sifatnya aktual, yang dibuktikan dengan angka
hasil dari menganalisa data.
3.2 Langkah – langkah Penelitian
1.
Penentuan
lokasi
penelitian, yaitu Universitas Muhammadiyah Sukabumi
2.
Pengambilan sumber data
Dalam penelitian
ini penulis menggunakan
penelitian sample dengan Sampel penelitian
adalah Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah sebanyak 28 orang yang penulis anggap sudah dapat memberikan
respon secara objektif.
3. Tehnik pengumpulan data
a. Observasi langsung
Untuk
memperoleh data yang kongkrit dan obyektif tentang masalah yang diteliti.
Adapun bentuk observasi ang dilakukan adalah pengamatan terhadap objek.
b.
Wawancara
Untuk memperoleh
data yang dapat memperkuat dari hasil yang diperoleh dari responden.
c.
Angket/kuesioner
untuk memperoleh data
yang akan diolah
secara analisis dengan angket yang akan disebarkan kepada 28 responden
dengan membentuk pertanyaan-pertanyaaan yang disertai dengan alternatif jawaban
yang telah ditentukan. Jawaban yang tersedia pada pertanyaan
variabel X dan Y diberi skor terkeci 1 dan terbesar 5.
3.3
Pengolahan Data
Selanjutnya apabila data telah terkumpul maka data
akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Memeriksa
jawaban angket untuk memperoleh data dan mengelompokannya sesuai dengan data
yang diperoleh
2.
Membuat
tabulasi angket berdasarkan banyaknya item
3.
Menentukan
skala analisis sebagai berikut:
0,0-1,0
= Sangat rendah (sr)
1,0-2,0
= Rendah (r)
2,0-3,0
= Sedang ( s)
3,0-4,0
= Tinggi ( t)
4,0-5,0 = Sangat Tinggi (st)
. ( Anas
Sudjana, 1997 : 49)
4. Uji normalitas
variable X dan variabel Y dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menentukan rentang
(R) dengan rumus:
R= H-L. ( Anas Sudjana, 1997 : 49)
2) Menentukan
banyaknya kelas interval (K) dengan rumus:
K= 1+ 33 log. N (A¹nas Sudjana, 1996: 47)
3) Menentukan panjang
kelas interval (P) dengan rumus:
P= R : K (Sudjana, 1996:75 )
4) Menghitung
mean/nilai (x) dengan rumus:∑
(x) = ∑ F1 X1 Sudjana, :
1996: 67
5) Menghitung standar
deviasi (S²) dengan rumus :
∑ f1 ( X1-X)²
S²= n-1 (Sudjana, :
1992 : 93)
6) Menentukan Chi
kuadrat ( X²) dengan rumus :
X² = ∑ (Fo1-Fe1)²
( Sudjana, 1996 :
273)
7) Menentukan derajat
kebebasan (dk) dengan rumus :
Dk= k-3. (Suharsimi Arikunto, 1999 : 85)
8) Menentukan Chi
kuadrat (X²) tabel dengan signifikan 5% dengan rumus :
Tabel = ( 1-a ) (dk)
9) Menginterprestasikan
hasil pengujian normalitas dengan ketentuan sebagai berikut
- Data
diatas dikatakan normal jika chi kuadrat hitung lebih kecil dari pada chi
kuadrat tabel.
10) Mengukur derajat
pengaruh antara variabel X dan variabel Y dengan rumus
E = 100 (1-K) ( Hasan Gaos, 1983 : 260).
Sedangkan untuk
mencari K dengan rumus :
K= 1-r²
5.
Penarikan
kesimpulan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA
A.
Definisi
Perubahan Sosial-Budaya
Perubahan
sosial merupakan gejala yang melekat disetiap masyarakat. Perubahan-perubahan
yang terjadi didalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur
sosial yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Wilbert Moore
memandang perubahan sosial sebagai perubahan struktur sosial, pola prilaku, dan
interaksi sosial. Kesimpulannya setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi
sosial disebut perubahan sosial.[5]
Sedangkan
budaya menurut E.B Taylor adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.[6]
Dalam
konteks kehidupan manusia, kita mengenal ada dua macam perubahan, yaitu
perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Namun didalam kehidupan sehari-hari
sangat sukar untuk menentukan letak perbedaan antara perubahan sosial dan
perubahan kebudayaan, karena sukar untuk menetukan garis pemisah antara
masyarakat dengan kebudayaan. Hal ini disebabkan tidak ada masyarakat yang
tidak mempunyai kebudayaan, dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang
tidak terjelma atau lahir dari suatu masyarakat
karena sesungguhnya pendukung kebudayaan adalah masyarakat bukan manusia
perorangan sehingga walaupun secara teoritis pemisahan antara
pengertian-pengertian tersebut dapat dirumuskan, akan tetapi pada kenyataannya
memang garis pemisah diantara keduanya sukar untuk dapat ditentukan.
Akibatnya
dalam keseharian orang kadang-kadang menyamakan arti keduanya, bahkan ada juga
yang menyebutnya perubahan sosial budaya. Walaupun demikian antara perubahan
sosial dan perubahan budaya mempunyai aspek yang sama yaitu kedua-duanya
bersangkut paut dengan penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dari
cara-cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Salah
satu sifat sistem sosial budaya adalah cenderung bertahan dan berubah sesuai
dengan situasi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan. Apabila
kehidupan suatu masyarakat berubah maka berubah pula sistem kebudayaannya.
Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat sejalan dengan sifat
manusia yang dinamis dan mengalami sifat manusia yang dinamis dan mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, perubahan itu ada yang berjalan lambat ada pula
yang cepat, perubahan kecil dan perubahan besar atau dapat berupa perubahan
yang disengaja dan tidak disengaja. Perubahan sosial budaya itu dapat mengenai
nilai-nilai, norma-norma, pola-pola perilaku, sistem organisasi sosial, bentuk
dan jenis benda budaya dan sebagainya.
Setiap masyarakat
mengalami perubahan, yang hanya dapat dibedakan berdasarkan dimensi waktu dan
unsur yang berubah, baik yang mengarah kepada kemajuan, maupun kearah
kemunduran. Perubahan yang mengarah kepada kemunduran (regress) lebih
dikedepankan sebagai dampak difungsional dari penggunaan suatu inovasi,
misalnya penggunaan mesin huller, telah menghilangkan nilai ekonomis tenaga
kerja wanita. Sedangkan perubahan yang bersifat progresif lebih diutamakan
untuk kemajuan masyarakat dan menghargai martabatnya sehingga untuk terjadinya
perubahan tersebut diperlukan persiapan atau kesiapan pada warga, masyarakat. misalnya
dalam penerapan teknologi dikenal adanya teknologi adaptif.
B.
Faktor-faktor
Yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Sebagaimana
diketahui bahwa sosial budaya mengalami perkembangan (dinamis) seiring dengan
perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada sosial budaya yang bersifat
statis dengan demikian kebudayaan akan senantiasa mengalami perubahan karena
beberapa faktor. Diantaranya yang dijelaskan dalam buku Ilmu Sosial Budaya
Dasar Yaitu :
1.
Perubahan lingkungan alam.
2.
Perubahan yang disebabkan adanya kontak
dengan suatu kelompok lain.
3.
Perubahan karena adanya penemuan
(discovery)
4.
Perubahan yang terjadi karena suatu
masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa element kebudayaan material yang
telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5.
Perubahan yang terjadi karena suatu
bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau
kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya
tentang realitas.
Diantara faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan
sosial diatas yang paling dikhawatirkan adalah pengaruh budaya asing yang
berbeda kultur dengan masyarakat Indonesia, apalagi jika budaya baru tersebut
dikonsumsi oleh generasi muda yang belum mampu bijak dalam menyikapinya. Oleh
karena itu tugas dan tanggung jawab semua lapisan masyarakat agar tetap menjaga
keutuhan nilai nilai sosial budaya masyarakat pribumi dengan menjunjung tinggi
kearifan
C.
Tradisi,
Modernisasi, Dan Masyarakat Madani Sebuah Rangkaian Perubahan Sosial Budaya
Masa Kini
Tradisi atau adat merupakan pencerminan dari pada kepribadian
suatu bangsa dan merupakan penjelmaan dari jiwa bangsa yang bersangkutan dari
abad ke abad. Modernisasi adalah rangkaian perubahan cara hidup manusia yang
kompleks dan saling berhubungan, modernisasi merupakan penyesuaian hidup pada
zaman sekarang ini, sedangkan masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab.[7]
Tiga teori diatas merupakan rangkaian perubahan sosial
dari masa lalu kemasa kini tanpa harus meninggalkan jatidiri bangsa yang arif,
karena setiap perubahan membawa dua sisi pengaruh yaitu positif dan negatif,
kenyataannya pada bangsa Indonesia adalah masyarakat yang pandai mengambil sisi
positifnya dari setiap perubahan sosial budaya dengan tetap mencerminkan etika
bangsa yang terpuji sehingga setiap perubahan yang masuk selalu dapat tersaring
oleh budaya bawaan masyarakat Indonesia, dan hal ini yang menjadikan bangsa
Indonesia dinilai bangsa yang terkenal dengan sebagai bangsa yang terbuka tapi
menjunjung tatakrama yang mulya.
4.2
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT
A.
Definisi
Kearifan Lokal Masyarakat
Pengertian
Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia Jhon m echole, terdiri dari
2 (Dua) kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat
dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka lokal wisdom dapat
dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan
setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Dan sumber kearifan berasal
dari sang maha pencipta yang telah menyediakan ketersediaan sarana dan prasana
bagi kehidupan manusia.[8]
Adapun Ciri-ciri
kearifan lokal adalah:
1)
Mampu bertahan terhadap budaya luar,
2)
Memiliki kemampuan mengakomodasi
unsur-unsur budaya luar,
3)
Mempunyai kemampuan mengintegrasikan
unsur budaya luar ke dalam budaya asli,
4)
Mempunyai kemampuan mengendalikan,
5)
Mampu memberi arah pada perkembangan
budaya.
Secara filosofis, kearifan lokal dapat diartikan
sebagai sistem pengetahuan masyarakat lokal/pribumi (indigenous knowledge
systems) yang bersifat empirik dan pragmatis. Bersifat empirik karena hasil
olahan masyarakat secara lokal berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di
sekeliling kehidupan mereka. Bertujuan pragmatis karena seluruh konsep yang
terbangun sebagai hasil olah pikir dalam sistem pengetahuan itu bertujuan untuk
pemecahan masalah sehari-hari (daily problem solving)
Secara umum, kearifan lokal (dalam situs Departemen
Sosial RI) dianggap pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai
strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dengan
pengertian-pengertian tersebut, kearifan lokal bukan sekedar nilai tradisi atau
ciri lokalitas semata melainkan nilai tradisi yang mempunyai daya-guna untuk
mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang juga secara universal yang
didamba-damba oleh manusia.
Dari definisi-definisi itu, kita dapat memahami
bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur
dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu
sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan itu dari
generasi ke generasi.
B.
Penggunaan
Bahasa Daerah Sebagai Wujud Kearifan Lokal Masyarakat
Dalam pembahasan wujud kearifan local maka terdapat
banyak implementasi nyata sebagai bukti bahwa seseorang memeliki kearifan,
missalnya seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang aktif pada
kegiatan kampus Karawitan Asmarandana yang tujuannya melestarikan seni budaya
sunda sebagai bukti cinta pada budaya lokal. Selain itu juga implementasi
kearifan lokal bisa ditunjukan dengan pemahaan falsafah daerah dimana
masyarakat itu tinggal misalnya masyarakat sunda memegang teguh falsafahnya
yaitu “ sili Asah Asuh Asih reugreug pageuh” yang artinya dalam kamus bahasa
sunda saling semangati, saling mengayomi, saling kasihi, kuat dan tak mudah
lepas.[9]
Bahasa
daerah khususnya bahasa sunda mengandung kedalaman makna dimana tatakrama
pengucapannya mencerminkan keluhuran budi orang yang mengucapkannya, karena
dalam bahasa sunda satu makna untuk orang yang berbeda diucapkan dengan beda
bahasa, bahasa kasar, bahasa sedang, bahasa lembut, dan bahasa sangat lembut,
keluhuran budi yang terkandung dalam bahasa sunda tersebut dalah cerminan kearifan
masyarakat penganutnya yaitu masyarakat Jawa Barat (masyarakat sunda) yang
mempunyai harapan mulya yaitu masyarakat yag cageur (sehat) Bageur (baik)
Beneur (Jujur) Pinteur (pintar) Jembar (Lapang Dada) Oleh
karena itu penggunaan bahasa sunda dalam kesehariaan masyarakat sebagai ciri
bahwa masyarakat itu memilki kearifan jiwa dan pikiran.
4.3
PENGARUH
PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKABUMI (Study Mengenai Penggunaan Bahasa Sunda Pada Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Sukabumi)
A. Keadaan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Masyarakat
universitas adalah sekelompok orang yang berada pada sebuah lembaga pendidikan
dengan kesamaan tujuan yaitu proses belajar mengajar, namun dalam pelaksanaannya
terjadi interaksi sosial dikalangan universitas itu sendiri yang membentuk
paradigma sendiri, secara tidak langsung masyarakat universitas yang terdiri
dari beraneka ragam suku atau daerah membaur sehingga dapat saling mempengaruhi
terjadinya perubahan sosial atau budaya dilembaga pendidikan tersebut.
Universitas
Muhammadiyah Sukabumi adalah lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat
masyarakat yang beraneka ragam budaya dan berlatar belakang sosial yang
berbeda, namun tetap menjunjung tinggi nilai nilai kearifan lokal dimana
institusi berada yaitu nilai-nilai budaya sunda diantaranya dengan membentuk
kegiatan kampus yang terorganisir dibawah tanggung jawab akademik diantaranya
adalah MAPALU (Mahasiswa Penggiat Alam Terbuka UMMI), PSM (Paduan Suara UMMI)
dan Karawitan Asmarandana UMMI yang menjunjung tinggi kearifan lokal.
Dalam
hal pelestarian bahasa sunda, masyarakat universitas muhammadiyah dalam hal ini
mahasiswanya tetap melestarikannya dengan cara membiasakan berkomunikasi
memakai bahasa daerah yang baik dan benar pada saat tidak dalam jam kelas, hal
ini menunjukan ketahanan budaya lokal mahasiswa meskipun terjadi perbauran
budaya pada kalangan mahasiswa akan tetapi mahasiswa mampu menyaringnya.
Dan hal ini sejalan dengan makna
yang terkandung dalam Logo Universitas Muhammadiyah Sukabumi ( UMMI ) yang merupakan
pencerahan sebuah citra dan spirit yang tumbuh dari cipta, cita, rasa, karsa
dan karya segenap sivitas akademika dalam menghadapi tantangan jaman. Matahari
kuning bersinar cerah merupakan simbolisasi bahwa UMMI membawa suatu pencerahan
baru menuju masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik dan menggambarkan
daya hidup, vitalitas serta dinamika yang memancar dari dalam diri untuk
memberikan sumber kehidupan.
B. Hasil
Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh perubahan sosial
budaya terhadap kearifan lokal mengenai
penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas muhammadiyah Sukabumi maka
penulis mengajukan 2 lembar pertanyaan
(Variabel X dan Y) dengan jumlah masing-masing 10 item pertanyaan/ pernyataan
dalam bentuk angket berstuktur 5 alternatif jawaban.
Pengajuan pertanyaan ini disebarkan atas
beberapa indikator tentang perubahan sosial-budaya dan penggunaan bahasa sunda
dikalangan mahasiswa universitas Muhammadiyyah sukabumi, dan berikut adalah
tabel data skor tentang pengaruh perubahan sosial budaya. (Variabel X)
TABEL
I
Skor
data tentang pengaruh perubahan sosial
budaya
No Responden
|
Nilai
|
No Responden
|
Nilai
|
|
1
|
40
|
15
|
32
|
|
2
|
32
|
16
|
37
|
|
3
|
43
|
17
|
36
|
|
4
|
36
|
18
|
32
|
|
5
|
30
|
19
|
28
|
|
6
|
33
|
20
|
38
|
|
7
|
41
|
21
|
35
|
|
8
|
24
|
22
|
43
|
|
9
|
34
|
23
|
42
|
|
10
|
37
|
24
|
38
|
|
11
|
36
|
25
|
31
|
|
12
|
36
|
26
|
41
|
|
13
|
40
|
27
|
38
|
|
14
|
31
|
28
|
48
|
|
Total nilai keseluruhan
1012
Dari tabel diatas total nilainya adalah 1012 : 10 = 101,2 setelah
diketahui rata-rata nilainya selanjutnya akan dilakukan perhitungan angka
rata-rata keseluruhan dengan menggunakan rumus perhitungan rata rata sebagai
berikut :
Setelah dihitung nilai rata-rata
menggunakan rumus diatas kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan skala
kualifikasi, maka didapat angka 3,6
berada pada interval 3,0 - 4,0 dengan kualifikasi tinggi, artinya
pengaruh perubahan sosial-budaya (Variabel X) pada mahasiswa universitas
sukabumi sangat tinggi.
Untuk
mengetahui apakah data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak normal,
data di uji dengan menggunakan uji normalitas, pengujian ini dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung (R)
Diketahui
skor data terbesar adalah 48 dan terkecil adalah 24 maka :
R= X t- Xr
= 48 – 24 = 24
2. Menentukan banyaknya interval Kelas (Ki)
Ki =
1+3,3 log n
= 1+3,3 log 28
= 13,3 (1,45) = 1 + 4,785
= 5,785 dibulatkan 6
3.
Menentukan
panjang kelas Interval (P)
P = R :
Ki = 24 : 6 = 4
TABEL II
Distribusi Skor Baru Variabel X
No
|
Kelas
Interval
|
F
|
X1
|
X1²
|
Fx1
|
Fx1²
|
1
|
24-27
|
1
|
25,5
|
650,25
|
25,5
|
650,25
|
2
|
28-31
|
4
|
29,5
|
870,25
|
118
|
3481
|
3
|
32-35
|
6
|
33,5
|
1122,25
|
201
|
6733,5
|
4
|
36-39
|
9
|
37,5
|
1406,25
|
337,5
|
12656,25
|
5
|
40-43
|
7
|
41,5
|
1722,25
|
290,5
|
12055,75
|
6
|
44-47
|
1
|
45,5
|
2070,25
|
45,5
|
2070,25
|
∑ =28
|
∑ =1018
|
∑ = 37674
|
4. Uji tendensi sentral yaitu dengan menentukan
rata rata (x)
X= ∑ fx1 = 1018 = 38,57
n 28
5.
Menentukan
simpangan baku (S)
TABEL
III
Frekuensi yang diharapkan
(fe)
Dari hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel X
No
|
Batas
Kelas
|
Z
|
Luas
O-Z
|
Luas
Kelas Interval
|
fe
|
Fo
|
1
|
23,5
|
-2,64
|
0,4959
|
0,0303
|
0,84
|
1
|
2
|
27,5
|
-1,82
|
0,4656
|
0,1243
|
3,48
|
4
|
3
|
31,5
|
-1
|
0,3413
|
0,2738
|
7,66
|
6
|
4
|
35,5
|
0,17
|
0,0675
|
0,1714
|
4,79
|
9
|
5
|
39,5
|
0,64
|
0,2389
|
-0,1903
|
-5,32
|
7
|
6
|
43,5
|
1,47
|
0,4292
|
-0,0598
|
-1,67
|
1
|
∑
|
47,5
|
2,29
|
0,4890
|
∑
= 28
|
Keterangan : Fo =
Jumlah data hasil observasi
Fe = Frekuensi yang
diharapkan
6.
Mencari
chi kuadrat (x² hitung)
(x²) ∑ (fo-fe)
²
fe
= (1 - 0,84) ² + (4 - 3,48) ² + (6 - 7,62) ² + (9 - 4,79) ²
0,84 3,48 7,62 4,79
+
(7 – ( - 5,32) ² + ( 1 – ( - 1,67) ²
-5,32 -1,67
=
0,030+0,70+0,359+0,02+(-28,53)+(-0,26) = -27,8
7.
Membandingkan(x² hitung) dengan (x² tabel ).
dk= k-3=6-3=3 dan a = 0,05 didapat x² tabel=7,81. Ternyata X² hitung< X² tabel
yaitu -27,8 < 7,81 ini berarti pengaruh
perubahan sosial terhadap penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas
Muhammadiyah berdistribusi normal
Selanjutnya tentang
mencari data variabel Y yaitu mengenai
penggunaan bahasa sunda yang diproleh dari penyebaran angket yang disajikan
dalam tabel berikut ini :
TABEL
IV
Skor
data tentang kearifan lokal dalam hal penggunaaan bahasa sunda
No Responden
|
Nilai
|
No Responden
|
Nilai
|
|
1
|
34
|
15
|
35
|
|
2
|
29
|
16
|
33
|
|
3
|
35
|
17
|
38
|
|
4
|
39
|
18
|
34
|
|
5
|
35
|
19
|
39
|
|
6
|
37
|
20
|
42
|
|
7
|
42
|
21
|
36
|
|
8
|
29
|
22
|
32
|
|
9
|
38
|
23
|
35
|
|
10
|
31
|
24
|
37
|
|
11
|
29
|
25
|
37
|
|
12
|
25
|
26
|
39
|
|
13
|
34
|
27
|
29
|
|
14
|
32
|
28
|
39
|
|
Total nilai keseluruhan
974
Dari tabel diatas total nilainya adalah
974 : 10 = 97,4 dan angka tersebut akan dihitung rata ratanya dengan rumus :
= 97,4
= 3,5
28
Setelah dihitung nilai rata-rata
menggunakan rumus diatas kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan skala
kualifikasi, maka didapat angka 3,5
berada pada interval 3,0 - 4,0 dengan kualifikasi tinggi, artinya
penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas muhammadiyah Sukabumi
(Variabel Y) pada mahasiswa cukup tinggi. Kemudian selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan menempuh
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan rentang (R)
Diketahui bahwa skor terbesar dari data
terebut adalah 42 dan terkecil adalah 25 maka :
R = Xi-Xr
= 42-25 = 18
2. Menentukan banyaknya kelas interval
Ki =
1+ 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 28 = 1+3,3 (1,45)=14,78
=
5,76 dibulatkan 6
3. Menentukan panjang kelas interval
P = R:ki=18:6=3
TABEL V
Distribusi Skor baru Variabel Y
No
|
Kelas
Interval
|
F
|
X1
|
X1²
|
Fx1
|
Fx1²
|
1
|
25-27
|
1
|
26
|
676
|
26
|
676
|
2
|
28-30
|
4
|
29
|
841
|
116
|
3364
|
3
|
31-33
|
4
|
32
|
1024
|
128
|
4096
|
4
|
34-36
|
8
|
35
|
1225
|
280
|
9800
|
5
|
47-49
|
9
|
38
|
1444
|
342
|
12996
|
6
|
40-42
|
2
|
41
|
1681
|
82
|
3362
|
∑ =28
|
∑ =974
|
∑ = 3429
|
4. Uji
tendensi sentral yaitu dengan menentukan rata-rata (x)
X = ∑
fx1 = 974 = 34,78
n
28
5. Menentukan simpangan baku (S)
TABEL VI
Frekuensi
yang diharapkan (fe)
Dari Hasil Pengamatan (fo) Untuk
variabel Y
No
|
Batas
Kelas
|
Z
|
Luas
O-Z
|
Luas
Kelas Interval
|
fe
|
Fo
|
1
|
24,5
|
-2,63
|
0,4957
|
0,0271
|
0,75
|
1
|
2
|
27,5
|
-1,86
|
0,4686
|
0,1065
|
2,98
|
4
|
3
|
30,5
|
-1,09
|
0,3621
|
0,2366
|
6,62
|
4
|
4
|
33,5
|
-0,32
|
0,1255
|
0,2955
|
8,27
|
8
|
5
|
36,5
|
0,44
|
0,1700
|
-0,3169
|
-6,07
|
9
|
6
|
39,5
|
1,21
|
0,3869
|
-0,0887
|
-2,48
|
2
|
7
|
42,5
|
1,97
|
0,4756
|
∑
=28
|
Keterangan : Fo=Jumlah
data hasil observasi
Fe=frekuensi yang diharapkan
6. Mencari chi kuadrat (X² hitung )
(x²)
∑ (fo-fe) ²
fe
= (1 - 0,75) ² + (4 -
2,96) ² + (4 - 6,62) ² + (8 - 9,27) ²
0,75 2,96 6,62 9,27
= (9 – ( - 2,48) ² + ( 2 – ( -
2,48) ²
-2,48
-2,48
=
0,83+0,35+1,04+0,009+(-37,42)+(-8,09)
= 43,281
7. Membandingkan (X² hitung) dengan (X² tabel)
b=k-3=6-3=3
dan a 0,05 di dapat x²tabel=7,815
ternyata x² hitung < x² tabel yaitu -43,281< 7,815. Ini berarti
penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas muhammadiyah berdistribusi
normal.
Guna menentukan
pengaruh perubahan sosial terhadap penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa
muhamadiyah Sukabumi, terlebih dahulu dilakukan melalui uji person product
moment. Untuk kepentingan pengujian tersebut data dari kedua variabel disajikan
kembali dalam tabel berikut
Tabel VII
Tabel Penolong
No
|
Xi
|
Yi
|
Xi²
|
Yi²
|
XiYi
|
|
1
|
40
|
34
|
1600
|
1156
|
1360
|
|
2
|
32
|
29
|
1024
|
841
|
928
|
|
3
|
43
|
35
|
1849
|
1225
|
1505
|
|
4
|
36
|
39
|
1296
|
1521
|
1404
|
|
5
|
30
|
35
|
900
|
1225
|
1050
|
|
6
|
33
|
37
|
1089
|
1369
|
1221
|
|
7
|
41
|
42
|
1681
|
1764
|
1722
|
|
8
|
24
|
39
|
576
|
1521
|
936
|
|
9
|
34
|
38
|
1156
|
1444
|
1292
|
|
10
|
37
|
31
|
1369
|
961
|
1147
|
|
11
|
36
|
29
|
1296
|
841
|
1044
|
|
12
|
36
|
25
|
1296
|
625
|
900
|
|
13
|
40
|
24
|
1600
|
578
|
960
|
|
14
|
31
|
32
|
961
|
1024
|
992
|
|
15
|
32
|
35
|
1024
|
1225
|
1120
|
|
16
|
37
|
33
|
1369
|
1089
|
1221
|
|
17
|
36
|
38
|
1296
|
1444
|
1368
|
|
18
|
32
|
34
|
1024
|
1156
|
1088
|
|
19
|
28
|
39
|
784
|
1521
|
1092
|
|
20
|
38
|
42
|
784
|
1764
|
1176
|
|
21
|
35
|
36
|
1225
|
1296
|
1260
|
|
22
|
43
|
32
|
1849
|
1024
|
1376
|
|
23
|
42
|
35
|
1764
|
1225
|
1470
|
|
24
|
38
|
37
|
1444
|
1369
|
1406
|
|
25
|
31
|
37
|
961
|
1369
|
1147
|
|
26
|
41
|
39
|
1681
|
1369
|
1517
|
|
27
|
38
|
29
|
1444
|
1521
|
1482
|
|
28
|
48
|
39
|
2116
|
1521
|
1794
|
|
∑=1012
|
∑=974
|
∑=36458
|
∑=34986
|
∑=34978
|
||
1. Uji Product Moment
rtabel=
0,374
2.
Menguji
signifikansi dengan rumus
t
tabel
=
= 0,622x5,099 = 3,171578
1-r² 1-(0,622) ² 0,613116 0,613116
Berdasarkan
perhitungan diatas dengan tingkat kesalahan a
=0,05;db=n-2=28-2=26 sehingga didapat tabel 2,056. Ternyata t hitung> dari t tabel atau 5,17>2,056
Setelah
diinterprestasikan melalui tabel interprestasi terhadap koefisien korelasi
ternyata angka 0,622 berada pada interval 0,60-0,799 dengan kualifikasi kuat,
ini berarti pengaruh perubahan social terhadap penggunaan bahasa sunda mempunyai korelasi kuat.
3. Uji koofisiensi determinasi (Koofisien
penentu)
KP=r² . 100% = 0,622² .100% = 38,69%. Hal ini
berarti varians yang terjadi pada variabel pengaruh perubahan social pada
penggunaan bahasa sunda di universitas muhammadiyah adalah 38,69% dapat ditentukan
oleh perubahan sosial, dan 61,31% ditentukan oleh faktor lain. Dengan demikian
pengaruh variabel X terhadap Y signitifikan.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1.
Perubahan
sosial adalah perubahan struktural sosial, prilaku sosial, dan interaksi sosial
yang perubahannya disebabkan beberapa faktor yang masuk. Perubahan kebudayaan
mengarah kepada perubahan unsur unsur kebudayaan yang ada yang mempunyai ruang
lingkup kebendaan. Sedangkan Kearifan diartikan nilai-nilai
budaya yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat.
2.
Pengaruh perubahan sosial di universitas
Muhammadiyyah Sukabumi adalah normal, hal ini berdasarkan hasil perhitungan
dimana X² hitung -27,8 < dari X² tabel 7,815
3.
Penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa
sebagai bukti kearifan lokal adalah normal, hal ini berdasarkan hasil
perhitungan dimana . X²
hitung < dari X² tabel yaitu -43,281 < 7,815
4.
Pengaruh perubahan sosial terhadap
kearifan lokal dalam penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas
muhamadiyah sukabumi berkorelasi kuat, hal ini berdasarkan uji hitungan
korelasi product moment dimana rxy hitung
lebih besar dari pada rx tabel pada
taraf signitifkan 5% dengan n=28, yaitu 0,622> 0,34 namun pengaruhnya tersebut adalah positif terbukti mahasiswa
terbiasa menggunakan bahasa sunda di lingkungan universitas muhammadiyah dan
pengaruh dari perubahan sosial tersebut adalah 38,69% dan sisanya 61,31% dikarenakan faktor
luar universitas.
5.2 Saran-Saran
1. Yayasan atau civitas akademis universitas Muhammadiyah
agar lebih dapat mengkontrol akan pola hidup dan budaya luar yang masuk pada
masyarakat kampus agar pengaruh negatifnya tidak menjadikan mayarakat kampus
tidak mencerminkan kearifan lokal.
2. Tenaga pendidik di universitas Muhammadiyaah
hendaknyalebih menggalakan kegiatan kegiatan bersipat melestarikan budaya lokal
dalam hal ini budaya sunda terutama budaya Sukabumi.
3. Kepada semua mahasiswa universitas Muhammadiyah hendaknya
lebih menjadikan bahasa daerah sebagai bahasa keseharian ketika mahasiswa
berada diluar jam pelajaran.
No comments:
Post a Comment