Friday, May 31, 2013

PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKABUMI (Study Mengenai Penggunaan Bahasa Sunda Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi)



DAFTAR ISI

Abstrak…………………………………………………………………………….......1
Kata Pengatar……………………………………………………….………………....2
Daftar Isi………………………………………………………………...………….....3
BAB I PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang………………………………………………………………...4
1.2              Rumusan Masalah………………………………………………......................4
1.3              Sistematika Penulisan…………………………………………….…………...5
1.4              Manfaat Penelitian………………………………………………………….....6
BAB II REVIEW LITERATURE
2.1  Perubahan Sosial……………………………………….…….…….......................7
2.2  Perubahan Budaya……………………………………………………………......7
2.3  Kearifan Lokal Masyarakat….……………………………………………............7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian………………………………………………………………....8
3.2 Langkah Penelitian……………………………………………………………......8
3.3 Pengolahan Data………………………………………………………………….9
BAB IV PEMBAHASAN
4.1  Perubahan Sosial-Budaya………………….…………………………………….12
4.2  Kearifan lokal masyarakat ……………………………………………………....15
4.3  Pengaruh Perubahan Sosial-Budaya  Terhadap Kearifan Lokal di Masyarakat
(Study Mengenai Penggunaan Bahasa Sunda Pada Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Sukabumi)…………...…………………………………………17
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…….…..…………………………………………………………….30
5.2 Saran……………………………………………………………………………..31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah
Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial, dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam mayarakat dapat diketahui dengan cara membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan dimasa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada pada masyarakat. Sehingga akan mengubah sturktur dan fungsi dari unsur-unsur sosial masyarakat tertentu.
Perubahan sosial tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perubahan budaya karena sosial dan budaya memilki keterikatan meskipun pengertiannya berbeda. Dan perubahan tersebut akan berdampak terhadap cara pandang atau kearifan masyarakat lokal. dalam hal ini pada kearifan lokal masyarakat tertentu dimana masyarakat yang telah teradopsi oleh modernisasi akan melupakan keluhuran budaya lokal, sedikit demi sedikit pengaruh negatifnya akan mengikis kultur pribumi.
Namun tidak selamanya adopsi budaya atau setiap perubahan menyebabkan hal negatif, adakalanya perubahan itu bersipat positif dan bahkan mengukuhkan keagungan budaya lokal itu sendiri. Oleh karena itu pada karya tulis ini penulis akan mengambil sebuah judul “Pengaruh Perubahan Sosial Budaya Terhadap Kearifan Lokal Masyarakat Sukabumi” dengan mengambil studi mengenai penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

1.2              Rumusan Masalah
a.       Apakah definisi Perubahan Sosial-Budaya dan Kearifan lokal?
b.      Faktor-faktor apakah yang menyebabkan perubahan sosial-budaya?
c.       Adakah pengaruh perubahan sosial budaya terhadap kearifan lokal dalam hal penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa Universitas Muhammadiyyah Sukabumi?
1.3      Sistematika Penulisan
1.      Pendahuluan
1)       Latar Belakang
2)       Rumusan Masalah
3)      Sistematika Penulisan
4)      Manfaat Penelitian
2.      Review Literature
1)      Pengertian perubahan sosial-budaya
2)      Pengertian kearifan lokal
3.      Pembahasan
1)      Perubahan Sosial-Budaya
2)      Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya
3)      Tradisi, modernisasi, dan masyarkat madani sebuah rangkaian perubahan sosial budaya
4)      Kearifan lokal Masyarakat
5)      Penggunaan bahasa daerah sebagai wujud kearifan lokal masyarakat
6)      Pengaruh Perubahan Sosial-Budaya di Masyarakat terhadap kearifan lokal masyarakat Sukabumi dalam hal Penggunaan Bahasa Sunda (study di universitas Muhammadiyyah)
4.      Metodologi Penelitian
1)      Metode Penelitian
2)      Langkah Penelitian
3)      Pengolahan Data
5.      Penutup
1)      Kesimpulan
2)       Saran
6.      Daftar Pustaka
1.3        Manfaat Penelitian
a.     Bagi yayasan dan pimpinan lembaga pendidikan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan teoritis dan praktis dalam bidang sosial budaya masyarakat kampus mengenai pelestarian bahasa daerah sebagai bahasa keseharian mahasiswa
b.      Bagi lembaga pemerintahan terkait penelitian ini diharapkan dijadikan pijakan program peningkatan mutu pendidikan sosial budaya bermuatan  kearifan lokal masyarakat pelajar
c.       Bagi peneliti, laporan ini diharapkan menjadi kajian untuk didalami dihari selanjutnya sebagai bahan penelitian yang lebih jauh lagi


BAB II
REVIEW LITERATURE

2.1       Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat.[1]
2.2       Perubahan Budaya
Budaya adalah bentuk jamak dari kata Budi dan Daya yang berarti Cipta, Rasa dan Karsa. Sedangkan kebudayaan adalah penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani yang mencakup didalamnya keseluruhan aspek manusia.[2]
2.3              Kearifan Lokal Masyarakat
Kearifan lokal adalah kemauan merasakan, melihat, menggagas, dan kemudian patuh terhadap rambu-rambu itu yaitu hukum alam yang diciptakan sang maha pencipta. Kearifan sama halnya dengan kebijaksanaan cara pandang atau pengambilan keputusan seseorang.[3]


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1       Metode Penelitian
                        Metodologi penelitian dalam suatu penelitian ilmiah sangat penting karena turut menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan penelitian. Penelitian merupakan salah satu usaha untuk menemukan kebenaran dan memecahkan masalah yang diteliti. [4]
            Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini diperlukan suatu metode yang tepat dan relavan dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun metodologi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif yaitu data yang sifatnya aktual, yang dibuktikan dengan angka hasil dari menganalisa data.
3.2       Langkah – langkah Penelitian
1.      Penentuan  lokasi  penelitian, yaitu Universitas Muhammadiyah Sukabumi
2.       Pengambilan sumber data
        Dalam  penelitian  ini  penulis  menggunakan  penelitian  sample  dengan Sampel penelitian adalah  Mahasiswa Universitas Muhammadiyah sebanyak 28 orang yang penulis anggap sudah dapat memberikan respon secara objektif.
3.      Tehnik pengumpulan data
a.       Observasi langsung
Untuk memperoleh data yang kongkrit dan obyektif tentang masalah yang diteliti. Adapun bentuk observasi ang dilakukan adalah pengamatan terhadap objek.
b.    Wawancara         
Untuk  memperoleh  data  yang  dapat memperkuat dari hasil  yang diperoleh dari responden.
c.    Angket/kuesioner
untuk  memperoleh  data  yang  akan  diolah  secara analisis dengan angket yang akan disebarkan kepada 28 responden dengan membentuk pertanyaan-pertanyaaan yang disertai dengan alternatif jawaban yang telah ditentukan. Jawaban yang tersedia pada pertanyaan variabel X dan Y diberi skor terkeci 1 dan terbesar 5.

3.3           Pengolahan Data
Selanjutnya apabila data telah terkumpul maka data akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Memeriksa jawaban angket untuk memperoleh data dan mengelompokannya sesuai dengan data yang diperoleh
2.      Membuat tabulasi angket berdasarkan banyaknya item
3.      Menentukan skala analisis sebagai berikut:
            0,0-1,0 = Sangat rendah          (sr)
            1,0-2,0 = Rendah                    (r)
            2,0-3,0 = Sedang                     ( s)
            3,0-4,0 = Tinggi                      ( t)
4,0-5,0 = Sangat Tinggi           (st)
. ( Anas Sudjana, 1997 : 49)
4.      Uji normalitas variable X dan variabel Y dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1)      Menentukan rentang (R) dengan rumus:
                  R= H-L. ( Anas Sudjana, 1997 : 49)
2)      Menentukan banyaknya kelas interval (K) dengan rumus:
                  K= 1+ 33 log. N (A¹nas Sudjana, 1996: 47)
3)      Menentukan panjang kelas interval (P) dengan rumus:
                  P= R : K (Sudjana, 1996:75 )
4)      Menghitung mean/nilai (x) dengan rumus:∑
                  (x) = F1 X1 Sudjana, : 1996: 67
5)      Menghitung standar deviasi (S²) dengan rumus :
                    f1 ( X1-X)²                       
                  S²=         n-1                                 (Sudjana, : 1992 : 93)
6)      Menentukan Chi kuadrat ( X²) dengan rumus :
                   X² =     (Fo1-Fe1  
                                                                ( Sudjana, 1996 : 273)
7)      Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus :
                  Dk= k-3. (Suharsimi Arikunto, 1999 : 85)
8)      Menentukan Chi kuadrat (X²) tabel dengan signifikan 5%  dengan  rumus :
Tabel = ( 1-a ) (dk)
9)      Menginterprestasikan hasil pengujian normalitas dengan ketentuan sebagai berikut
-   Data diatas dikatakan normal jika chi kuadrat hitung lebih kecil dari pada chi kuadrat tabel.
10)  Mengukur derajat pengaruh antara variabel X dan variabel Y dengan rumus
E = 100 (1-K)                                   ( Hasan Gaos, 1983 : 260).
Sedangkan untuk mencari K dengan rumus :
K= 1-r²
5.      Penarikan kesimpulan


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1    PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA
A.       Definisi Perubahan Sosial-Budaya
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Wilbert Moore memandang perubahan sosial sebagai perubahan struktur sosial, pola prilaku, dan interaksi sosial. Kesimpulannya setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial.[5]
Sedangkan budaya menurut E.B Taylor adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.[6]
Dalam konteks kehidupan manusia, kita mengenal ada dua macam perubahan, yaitu perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Namun didalam kehidupan sehari-hari sangat sukar untuk menentukan letak perbedaan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan, karena sukar untuk menetukan garis pemisah antara masyarakat dengan kebudayaan. Hal ini disebabkan tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma atau lahir dari suatu masyarakat  karena sesungguhnya pendukung kebudayaan adalah masyarakat bukan manusia perorangan sehingga walaupun secara teoritis pemisahan antara pengertian-pengertian tersebut dapat dirumuskan, akan tetapi pada kenyataannya memang garis pemisah diantara keduanya sukar untuk dapat ditentukan.
Akibatnya dalam keseharian orang kadang-kadang menyamakan arti keduanya, bahkan ada juga yang menyebutnya perubahan sosial budaya. Walaupun demikian antara perubahan sosial dan perubahan budaya mempunyai aspek yang sama yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dari cara-cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Salah satu sifat sistem sosial budaya adalah cenderung bertahan dan berubah sesuai dengan situasi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan. Apabila kehidupan suatu masyarakat berubah maka berubah pula sistem kebudayaannya. Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat sejalan dengan sifat manusia yang dinamis dan mengalami sifat manusia yang dinamis dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, perubahan itu ada yang berjalan lambat ada pula yang cepat, perubahan kecil dan perubahan besar atau dapat berupa perubahan yang disengaja dan tidak disengaja. Perubahan sosial budaya itu dapat mengenai nilai-nilai, norma-norma, pola-pola perilaku, sistem organisasi sosial, bentuk dan jenis benda budaya dan sebagainya.
Setiap masyarakat mengalami perubahan, yang hanya dapat dibedakan berdasarkan dimensi waktu dan unsur yang berubah, baik yang mengarah kepada kemajuan, maupun kearah kemunduran. Perubahan yang mengarah kepada kemunduran (regress) lebih dikedepankan sebagai dampak difungsional dari penggunaan suatu inovasi, misalnya penggunaan mesin huller, telah menghilangkan nilai ekonomis tenaga kerja wanita. Sedangkan perubahan yang bersifat progresif lebih diutamakan untuk kemajuan masyarakat dan menghargai martabatnya sehingga untuk terjadinya perubahan tersebut diperlukan persiapan atau kesiapan pada warga, masyarakat. misalnya dalam penerapan teknologi dikenal adanya teknologi adaptif.
B.    Faktor-faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Sebagaimana diketahui bahwa sosial budaya mengalami perkembangan (dinamis) seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh karenanya tidak ada sosial budaya yang bersifat statis dengan demikian kebudayaan akan senantiasa mengalami perubahan karena beberapa faktor. Diantaranya yang dijelaskan dalam buku Ilmu Sosial Budaya Dasar Yaitu :
1.      Perubahan lingkungan alam.
2.      Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
3.      Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4.      Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa element kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5.      Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Diantara faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial diatas yang paling dikhawatirkan adalah pengaruh budaya asing yang berbeda kultur dengan masyarakat Indonesia, apalagi jika budaya baru tersebut dikonsumsi oleh generasi muda yang belum mampu bijak dalam menyikapinya. Oleh karena itu tugas dan tanggung jawab semua lapisan masyarakat agar tetap menjaga keutuhan nilai nilai sosial budaya masyarakat pribumi dengan menjunjung tinggi kearifan

C.    Tradisi, Modernisasi, Dan Masyarakat Madani Sebuah Rangkaian Perubahan Sosial Budaya Masa Kini
Tradisi atau adat merupakan pencerminan dari pada kepribadian suatu bangsa dan merupakan penjelmaan dari jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Modernisasi adalah rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks dan saling berhubungan, modernisasi merupakan penyesuaian hidup pada zaman sekarang ini, sedangkan masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab.[7]
Tiga teori diatas merupakan rangkaian perubahan sosial dari masa lalu kemasa kini tanpa harus meninggalkan jatidiri bangsa yang arif, karena setiap perubahan membawa dua sisi pengaruh yaitu positif dan negatif, kenyataannya pada bangsa Indonesia adalah masyarakat yang pandai mengambil sisi positifnya dari setiap perubahan sosial budaya dengan tetap mencerminkan etika bangsa yang terpuji sehingga setiap perubahan yang masuk selalu dapat tersaring oleh budaya bawaan masyarakat Indonesia, dan hal ini yang menjadikan bangsa Indonesia dinilai bangsa yang terkenal dengan sebagai bangsa yang terbuka tapi menjunjung tatakrama yang mulya.

4.2      KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT
A.         Definisi Kearifan Lokal Masyarakat
Pengertian Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia Jhon m echole, terdiri dari 2 (Dua) kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka lokal wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Dan sumber kearifan berasal dari sang maha pencipta yang telah menyediakan ketersediaan sarana dan prasana bagi kehidupan manusia.[8]
Adapun Ciri-ciri kearifan lokal adalah:
1)      Mampu bertahan terhadap budaya luar,
2)      Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,
3)      Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli,
4)      Mempunyai kemampuan mengendalikan,
5)      Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Secara filosofis, kearifan lokal dapat diartikan sebagai sistem pengetahuan masyarakat lokal/pribumi (indigenous knowledge systems) yang bersifat empirik dan pragmatis. Bersifat empirik karena hasil olahan masyarakat secara lokal berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di sekeliling kehidupan mereka. Bertujuan pragmatis karena seluruh konsep yang terbangun sebagai hasil olah pikir dalam sistem pengetahuan itu bertujuan untuk pemecahan masalah sehari-hari (daily problem solving)
Secara umum, kearifan lokal (dalam situs Departemen Sosial RI) dianggap pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dengan pengertian-pengertian tersebut, kearifan lokal bukan sekedar nilai tradisi atau ciri lokalitas semata melainkan nilai tradisi yang mempunyai daya-guna untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai kemapanan yang juga secara universal yang didamba-damba oleh manusia.
Dari definisi-definisi itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi.

B.     Penggunaan Bahasa Daerah Sebagai Wujud Kearifan Lokal Masyarakat
Dalam pembahasan wujud kearifan local maka terdapat banyak implementasi nyata sebagai bukti bahwa seseorang memeliki kearifan, missalnya seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang aktif pada kegiatan kampus Karawitan Asmarandana yang tujuannya melestarikan seni budaya sunda sebagai bukti cinta pada budaya lokal. Selain itu juga implementasi kearifan lokal bisa ditunjukan dengan pemahaan falsafah daerah dimana masyarakat itu tinggal misalnya masyarakat sunda memegang teguh falsafahnya yaitu “ sili Asah Asuh Asih reugreug pageuh” yang artinya dalam kamus bahasa sunda saling semangati, saling mengayomi, saling kasihi, kuat dan tak mudah lepas.[9]
Bahasa daerah khususnya bahasa sunda mengandung kedalaman makna dimana tatakrama pengucapannya mencerminkan keluhuran budi orang yang mengucapkannya, karena dalam bahasa sunda satu makna untuk orang yang berbeda diucapkan dengan beda bahasa, bahasa kasar, bahasa sedang, bahasa lembut, dan bahasa sangat lembut, keluhuran budi yang terkandung dalam bahasa sunda tersebut dalah cerminan kearifan masyarakat penganutnya yaitu masyarakat Jawa Barat (masyarakat sunda) yang mempunyai harapan mulya yaitu masyarakat yag cageur (sehat) Bageur (baik) Beneur (Jujur) Pinteur (pintar) Jembar (Lapang Dada) Oleh karena itu penggunaan bahasa sunda dalam kesehariaan masyarakat  sebagai ciri bahwa masyarakat itu memilki kearifan jiwa dan pikiran.

4.3         PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKABUMI  (Study Mengenai  Penggunaan Bahasa Sunda Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi)
A.    Keadaan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Masyarakat universitas adalah sekelompok orang yang berada pada sebuah lembaga pendidikan dengan kesamaan tujuan yaitu proses belajar mengajar, namun dalam pelaksanaannya terjadi interaksi sosial dikalangan universitas itu sendiri yang membentuk paradigma sendiri, secara tidak langsung masyarakat universitas yang terdiri dari beraneka ragam suku atau daerah membaur sehingga dapat saling mempengaruhi terjadinya perubahan sosial atau budaya dilembaga pendidikan tersebut.
Universitas Muhammadiyah Sukabumi adalah lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat masyarakat yang beraneka ragam budaya dan berlatar belakang sosial yang berbeda, namun tetap menjunjung tinggi nilai nilai kearifan lokal dimana institusi berada yaitu nilai-nilai budaya sunda diantaranya dengan membentuk kegiatan kampus yang terorganisir dibawah tanggung jawab akademik diantaranya adalah MAPALU (Mahasiswa Penggiat Alam Terbuka UMMI), PSM (Paduan Suara UMMI) dan Karawitan Asmarandana UMMI yang menjunjung tinggi kearifan lokal.
Dalam hal pelestarian bahasa sunda, masyarakat universitas muhammadiyah dalam hal ini mahasiswanya tetap melestarikannya dengan cara membiasakan berkomunikasi memakai bahasa daerah yang baik dan benar pada saat tidak dalam jam kelas, hal ini menunjukan ketahanan budaya lokal mahasiswa meskipun terjadi perbauran budaya pada kalangan mahasiswa akan tetapi mahasiswa mampu menyaringnya.
Dan hal ini sejalan dengan makna yang terkandung dalam Logo Universitas Muhammadiyah Sukabumi ( UMMI ) yang merupakan pencerahan sebuah citra dan spirit yang tumbuh dari cipta, cita, rasa, karsa dan karya segenap sivitas akademika dalam menghadapi tantangan jaman. Matahari kuning bersinar cerah merupakan simbolisasi bahwa UMMI membawa suatu pencerahan baru menuju masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik dan menggambarkan daya hidup, vitalitas serta dinamika yang memancar dari dalam diri untuk memberikan sumber kehidupan.
B.     Hasil Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh perubahan sosial budaya  terhadap kearifan lokal mengenai penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas muhammadiyah Sukabumi maka penulis mengajukan  2 lembar pertanyaan (Variabel X dan Y) dengan jumlah masing-masing 10 item pertanyaan/ pernyataan dalam bentuk angket berstuktur 5 alternatif  jawaban.
Pengajuan pertanyaan ini disebarkan atas beberapa indikator tentang perubahan sosial-budaya dan penggunaan bahasa sunda dikalangan mahasiswa universitas Muhammadiyyah sukabumi, dan berikut adalah tabel data skor tentang pengaruh perubahan sosial budaya. (Variabel X)

TABEL I
Skor data  tentang pengaruh perubahan sosial budaya
No Responden
Nilai
No Responden
Nilai
1
40
15
32
2
32
16
37
3
43
17
36
4
36
18
32
5
30
19
28
6
33
20
38
7
41
21
35
8
24
22
43
9
34
23
42
10
37
24
38
11
36
25
31
12
36
26
41
13
40
27
38
14
31
28
48





Total nilai keseluruhan 1012
Dari tabel diatas total  nilainya adalah 1012 : 10 = 101,2 setelah diketahui rata-rata nilainya selanjutnya akan dilakukan perhitungan angka rata-rata keseluruhan dengan menggunakan rumus perhitungan rata rata sebagai berikut :
Setelah dihitung nilai rata-rata menggunakan rumus diatas kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan skala kualifikasi, maka didapat angka 3,6  berada pada interval 3,0 - 4,0 dengan kualifikasi tinggi, artinya pengaruh perubahan sosial-budaya (Variabel X) pada mahasiswa universitas sukabumi sangat tinggi. 
Untuk mengetahui apakah data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak normal, data di uji dengan menggunakan uji normalitas, pengujian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Menghitung (R)
Diketahui skor data terbesar adalah 48 dan terkecil adalah 24 maka :
R= X t- Xr  =  48 – 24 = 24
2.      Menentukan banyaknya interval Kelas (Ki)
Ki = 1+3,3 log n
     = 1+3,3 log 28
     = 13,3 (1,45) = 1 + 4,785
                   = 5,785 dibulatkan 6
3.      Menentukan panjang kelas Interval (P)
P = R : Ki = 24 : 6 = 4

TABEL II
Distribusi Skor Baru Variabel  X
No
Kelas
Interval
F
X1
X1²
Fx1
Fx1²
1
24-27
1
25,5
650,25
25,5
650,25
2
28-31
4
29,5
870,25
118
3481
3
32-35
6
33,5
1122,25
201
6733,5
4
36-39
9
37,5
1406,25
337,5
12656,25
5
40-43
7
41,5
1722,25
290,5
12055,75
6
44-47
1
45,5
2070,25
45,5
2070,25


∑ =28


∑ =1018
∑ = 37674

4.      Uji tendensi sentral yaitu dengan menentukan rata rata (x)
X=   fx1 = 1018 = 38,57         
           n       28     
5.      Menentukan simpangan baku (S)  
                                                           TABEL III
Frekuensi yang diharapkan (fe)
Dari hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel  X

No
Batas Kelas
Z
Luas
O-Z
Luas Kelas Interval
fe
Fo
1
23,5
-2,64
0,4959
0,0303
0,84
1
2
27,5
-1,82
0,4656
0,1243
3,48
4
3
31,5
-1
0,3413
0,2738
7,66
6
4
35,5
0,17
0,0675
0,1714
4,79
9
5
39,5
0,64
0,2389
-0,1903
-5,32
7
6
43,5
1,47
0,4292
-0,0598
-1,67
1
47,5
2,29
0,4890


∑ = 28

Keterangan : Fo = Jumlah data hasil observasi
Fe = Frekuensi yang diharapkan

6.        Mencari chi kuadrat (x² hitung)
    (x²) ∑ (fo-fe) ²
                   fe
= (1 - 0,84) ² + (4 - 3,48) ² + (6 - 7,62) ² + (9 - 4,79) ²
                     0,84                 3,48            7,62             4,79
            + (7 – ( - 5,32) ² + ( 1 – ( - 1,67) ²
   -5,32                 -1,67
            = 0,030+0,70+0,359+0,02+(-28,53)+(-0,26) = -27,8
7.        Membandingkan(x² hitung) dengan (x² tabel ).
          dk= k-3=6-3=3 dan a = 0,05 didapat x² tabel=7,81. Ternyata X² hitung< X² tabel yaitu  -27,8 < 7,81 ini berarti pengaruh perubahan sosial terhadap penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas Muhammadiyah  berdistribusi normal
                        Selanjutnya tentang mencari data variabel Y yaitu  mengenai penggunaan bahasa sunda yang diproleh dari penyebaran angket yang disajikan dalam tabel berikut ini :
TABEL IV
Skor data tentang kearifan lokal dalam hal penggunaaan bahasa sunda
No Responden
Nilai
No Responden
Nilai
1
34
15
35
2
29
16
33
3
35
17
38
4
39
18
34
5
35
19
39
6
37
20
42
7
42
21
36
8
29
22
32
9
38
23
35
10
31
24
37
11
29
25
37
12
25
26
39
13
34
27
29
14
32
28
39





Total nilai keseluruhan 974
Dari tabel diatas total nilainya adalah 974 : 10 = 97,4 dan angka tersebut akan dihitung rata ratanya dengan rumus  :

                    = 97,4  = 3,5
                       28  
Setelah dihitung nilai rata-rata menggunakan rumus diatas kemudian diinterprestasikan dengan menggunakan skala kualifikasi, maka didapat angka 3,5  berada pada interval 3,0 - 4,0 dengan kualifikasi tinggi, artinya penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas muhammadiyah Sukabumi (Variabel Y)  pada mahasiswa cukup  tinggi. Kemudian selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1.  Menentukan rentang (R)
Diketahui bahwa skor terbesar dari data terebut adalah 42 dan terkecil adalah 25 maka :
R = Xi-Xr
= 42-25 = 18
2.  Menentukan banyaknya kelas interval
    Ki  = 1+ 3,3 log n
    = 1 + 3,3 log 28 = 1+3,3 (1,45)=14,78
   = 5,76 dibulatkan 6
3.  Menentukan panjang kelas interval
P = R:ki=18:6=3





TABEL V
Distribusi Skor baru Variabel Y

No
Kelas
Interval
F
X1
X1²
Fx1
Fx1²
1
25-27
1
26
676
26
676
2
28-30
4
29
841
116
3364
3
31-33
4
32
1024
128
4096
4
34-36
8
35
1225
280
9800
5
47-49
9
38
1444
342
12996
6
40-42
2
41
1681
82
3362


∑ =28


∑ =974
∑ = 3429

4.    Uji tendensi sentral yaitu dengan menentukan rata-rata (x)

X = fx1 = 974 = 34,78
            n      28
5.  Menentukan simpangan baku (S)
TABEL VI
Frekuensi yang diharapkan (fe)
Dari Hasil Pengamatan (fo) Untuk variabel Y
No
Batas Kelas

Z
Luas
O-Z
Luas Kelas Interval
fe
Fo
1
24,5
-2,63
0,4957
0,0271
0,75
1
2
27,5
-1,86
0,4686
0,1065
2,98
4
3
30,5
-1,09
0,3621
0,2366
6,62
4
4
33,5
-0,32
0,1255
0,2955
8,27
8
5
36,5
0,44
0,1700
-0,3169
-6,07
9
6
39,5
1,21
0,3869
-0,0887
-2,48
2
7
42,5
1,97
0,4756


∑ =28

Keterangan : Fo=Jumlah data hasil observasi
      Fe=frekuensi yang diharapkan

6.    Mencari chi kuadrat (X² hitung )
(x²) ∑ (fo-fe) ²
                 fe
  
= (1 - 0,75) ² + (4 - 2,96) ² + (4 - 6,62) ² + (8 - 9,27) ²
       0,75               2,96              6,62              9,27
   =  (9 – ( - 2,48) ² + ( 2 – ( - 2,48) ²
                 -2,48                  -2,48

   = 0,83+0,35+1,04+0,009+(-37,42)+(-8,09)
   = 43,281
7.    Membandingkan (X² hitung) dengan (X² tabel)
            b=k-3=6-3=3 dan a 0,05 di dapat x²tabel=7,815 ternyata x² hitung < x² tabel yaitu -43,281< 7,815. Ini berarti penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas muhammadiyah berdistribusi normal.
Guna menentukan pengaruh perubahan sosial terhadap penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa muhamadiyah Sukabumi, terlebih dahulu dilakukan melalui uji person product moment. Untuk kepentingan pengujian tersebut data dari kedua variabel disajikan kembali dalam tabel berikut
Tabel VII
Tabel Penolong
No
Xi                
Yi
Xi²
Yi²
XiYi
1
40
34
1600
1156
1360
2
32
29
1024
841
928
3
43
35
1849
1225
1505
4
36
39
1296
1521
1404
5
30
35
900
1225
1050
6
33
37
1089
1369
1221
7
41
42
1681
1764
1722
8
24
39
576
1521
936
9
34
38
1156
1444
1292
10
37
31
1369
961
1147
11
36
29
1296
841
1044
12
36
25
1296
625
900
13
40
24
1600
578
960
14
31
32
961
1024
992
15
32
35
1024
1225
1120
16
37
33
1369
1089
1221
17
36
38
1296
1444
1368
18
32
34
1024
1156
1088
19
28
39
784
1521
1092
20
38
42
784
1764
1176
21
35
36
1225
1296
1260
22
43
32
1849
1024
1376
23
42
35
1764
1225
1470
24
38
37
1444
1369
1406
25
31
37
961
1369
1147
26
41
39
1681
1369
1517
27
38
29
1444
1521
1482
28
48
39
2116
1521
1794

∑=1012
∑=974
∑=36458
∑=34986
∑=34978








1.  Uji Product Moment
               
rtabel= 0,374
2.      Menguji signifikansi dengan rumus

t tabel             =  =   0,622x5,099  =  3,171578
    1-r²                              1-(0,622) ²                 0,613116           0,613116
Berdasarkan perhitungan diatas dengan tingkat kesalahan a =0,05;db=n-2=28-2=26 sehingga didapat tabel 2,056. Ternyata t hitung> dari t tabel atau 5,17>2,056
Setelah diinterprestasikan melalui tabel interprestasi terhadap koefisien korelasi ternyata angka 0,622 berada pada interval 0,60-0,799 dengan kualifikasi kuat, ini berarti pengaruh perubahan social terhadap penggunaan bahasa sunda  mempunyai korelasi kuat.
3. Uji koofisiensi determinasi (Koofisien penentu)
KP=r² . 100% = 0,622² .100% = 38,69%. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel pengaruh perubahan social pada penggunaan bahasa sunda di universitas muhammadiyah adalah 38,69% dapat ditentukan oleh perubahan sosial, dan 61,31% ditentukan oleh faktor lain. Dengan demikian pengaruh variabel X terhadap Y signitifikan.

BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
1.      Perubahan sosial adalah perubahan struktural sosial, prilaku sosial, dan interaksi sosial yang perubahannya disebabkan beberapa faktor yang masuk. Perubahan kebudayaan mengarah kepada perubahan unsur unsur kebudayaan yang ada yang mempunyai ruang lingkup kebendaan. Sedangkan Kearifan diartikan nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat.
2.      Pengaruh perubahan sosial di universitas Muhammadiyyah Sukabumi adalah normal, hal ini berdasarkan hasil perhitungan dimana  X² hitung -27,8  < dari X² tabel 7,815
3.      Penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa sebagai bukti kearifan lokal adalah normal, hal ini berdasarkan hasil perhitungan dimana .   X² hitung < dari X² tabel yaitu -43,281 < 7,815
4.      Pengaruh perubahan sosial terhadap kearifan lokal dalam penggunaan bahasa sunda pada mahasiswa universitas muhamadiyah sukabumi berkorelasi kuat, hal ini berdasarkan uji hitungan korelasi product moment dimana  rxy  hitung lebih besar dari pada rx tabel pada taraf signitifkan 5% dengan n=28, yaitu 0,622> 0,34 namun pengaruhnya tersebut adalah positif terbukti mahasiswa terbiasa menggunakan bahasa sunda di lingkungan universitas muhammadiyah dan pengaruh dari perubahan sosial tersebut adalah  38,69% dan sisanya 61,31% dikarenakan faktor luar universitas.

5.2  Saran-Saran
1.      Yayasan atau civitas akademis universitas Muhammadiyah agar lebih dapat mengkontrol akan pola hidup dan budaya luar yang masuk pada masyarakat kampus agar pengaruh negatifnya tidak menjadikan mayarakat kampus tidak mencerminkan kearifan lokal.
2.      Tenaga pendidik di universitas Muhammadiyaah hendaknyalebih menggalakan kegiatan kegiatan bersipat melestarikan budaya lokal dalam hal ini budaya sunda terutama budaya Sukabumi.
3.      Kepada semua mahasiswa universitas Muhammadiyah hendaknya lebih menjadikan bahasa daerah sebagai bahasa keseharian ketika mahasiswa berada diluar jam pelajaran.


No comments:

Post a Comment